Buku II-94
The URI to TrackBack this entry is: https://adbmcadangan.wordpress.com/buku-ii-94/trackback/
The URI to TrackBack this entry is: https://adbmcadangan.wordpress.com/buku-ii-94/trackback/
Gambar Kulit :
Herry Wibowo
Ilustrasi :
Sudyono
Penerbit :
Kedaulatan Rakyat,
Yogyakarta
wah, terima kasih nyi seno, terima kasih ki widura. sugeng dalu sedaya
Wah rame tenan, mbahas tentang “kebenaran”
Ikut urun rembug :
Kebenaran yang hakiki,
apa yang dimaksud `kebenaran hakiki`?
apakah memang benar ada apa yang disebut sebagai `kebenaran hakiki`?
adakah definisi yang tepat untuk kebenaran hakiki ?
atau hanya sebuah mitos belaka..?
Apa yang diyakini sebagai sebuah kebenaran, mungkin bukanlah sebuah kebenaran bagi yang lainnya.
Satu pihak menganggap kebenaran mempunyai makna yang diterima, diakui dan dilaksanakan bagi pihaknya, pemikiran tertanam pada ego dirinya, sehingga setiap pemahaman yang sedikit berbeda akan di cap sebagai suatu kesalahan.
Sebaliknya akan langsung memvonis bersalah karena yang dilakukannya tidak sesuai dengan pandangan pihaknya.
Saya sendiri jadi ragu, mungkin tergantung dari sudut/aspek manakah orang memandang kebenaran diyakini sebagai “kebenaran.”
Apakah demikian, ada yang tahu ?
Alhamdulillah
ma.. acih kitab 194, mau lanjut antli di kamal sebelah
Yang jelas tentang kebenaran tuh, adalah benar bahwa kitab 194 dah diwedar….
Matur nuwun sanget Kang mbokayu Ati…..
Hmm…ternyata sudah diwedar ya….
Teng yu Dinda…
Teng yu Ki….
Nyi Senapati
Bakso arema yang dihidangkan masih yang tidak ada pangsitnya ya.
Saya tidak tahu apakah yang saya kirim keliru juga atau tertukar waktu menghidangkan?
ki shm nampaknya masih hidup….
beliau menjawab pertanyaan cantrik yang menanyakan kemampuan lontar dan panah agung sedayu…
di kitab 94 ini ternyata terjawab sudah….
Mohon maaf, atas keteledoran saya.
Jilid 194 Halaman 7 (yang tidak ada dalam kitab ayng btelah diwedar)
——————————————
DENGAN demikian, maka memang tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan oleh Adipati Pajang itu. Sehingga akhirnya batas antara Pajang dan Mataram itu menjadi semakin tebal. Bahkan, agaknya yang. akan terjadi adalah benturan kekerasan.
Dalam pada itu, Ki Tumenggung Windubaya yang telah meninggalkan Pajang menuju ke Mataram, sebagaimana diduga oleh Agung Sedayu telah singgah di pasanggrahan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Ki Lurah Branjangan. `
Dengan singkat Ki Tumenggung Windubaya telah memaparkan hasil pembicaraannya dengan Kangjeng Adipati Pajang. Sehingga menurut pendapatnya, tidak ada jalan lain kecuali mengambil Wiladipa dengan kekerasan, sekaligus pusaka-pusaka yang diperlukan oleh Mataram yang masih ada di Pajang. Dengan demikian, maka Mataram akan melakukan dua langkah sekaligus.
– Baiklah – berkata Ki Lurah Branjangan – jika demikian, maka aku akan mempersiapkan pasukanku. Sesuai dengan perhitungan agar Ki Tumenggung Wiladipa tidak dapat melarikan diri dari Pajang, maka Pajang harus dikepung rapat. Kita tidak akan menyerang dari’ satu sisi. Namun dengan demikian diperlukan pasukan yang besar dan berjumlah banyak.
– Benar Ki Lurah – berkata Ki Tumenggung – kau hares mempersiapkan pasukan itu sebaik-baiknya. Kita …
…dst bersambung hal 8.
———————————————-
Dengan demikian, kekurangan telah dilengkapi.
Terima kaciiiih …
Terima kasih Ki Arema, terima kasih Senopati
kok ada docx ada pptx ya?
terima kasih nyai seno dan ki arema…
Nyi Senopati dan Ki Arema matur nuwun wedaran kitabipun. Anggone moco rasane semangat lan bermakna, karena sudah kembali ke arus utama ceritera. Wingi-wingi bumbune rodo kurang gulo uyah, cemplang sitik. Saiiki jan…. kunanti dengan penuh antisipasi..
Hati-hati
Retype teputus di halaman 42.
Sabar nggih….
Ingiiiiih….. 🙂
sendika dawuh ki anjar,….
kula entosi dengan sesabar mungkin,…
Dientosi sinambi nglembur….nunggu buka.
Matur nuwun
Maaf…., kepotong.
Saya juga tidak bisa masukkan lanjutannya ke gandok ini.
Tidak tahu, kenapa.
Akan saya masukkan pada kesempatan lain, atau gandok lain, tunggu informasi
INFORMASI
Karena tidak bisa masuk lagi di gandok ini, maka lanjutan retype 294 saya titipkan di GANDOK 01 (Gandok paling awal).
Mohon maaf atas gangguan ini.
Maaf Nyi Seno
Pada waktu saya submit tidak bisa masuk dan tidak ada komen apa-apa, sehingga saya ulang lagi dan tidak bisa masuk juga.
Kalau Nyi Seno berkenan, lanjutan cerita yang ada digandok ini bisa disetip karena tidak sampai habis, terputus di bagian ujung. Biar tersisa yang ada di Gandok 01 saja.
Maaf beribu kali maaf, lain kali saya akan mencoba sabar.
Eh, iya ya, bulan puasa kok saya tidak bisa sabar menunggu.
Maaf juga kepada para cantrik, dengan tulisan yang bertumpuk seperti ini.
kitab 194ny dimana ya? koq gak kliatan?
eh, dah ketemu… gak ngeh klo ad disitu.