Sepasang mata Swandaru terus mengawasi Agung Sedayu & Pandanwangi dari balik gerumbul di belakang rumah.
“Kakang Gupita,… apa yg kau sembunyikan.” Agung Sedayu masih tertunduk & ragu2 utk mengatakannya.Lalu katanya pelan “Pandawangi,…sebenarnya aku menyembunyikan sesuatu darimu. Aku tahu kaupun juga telah menduganya, tetapi hal ini tidak boleh diketahui oleh orang lain, apalagi oleh Gupala. Aku kawatir dia tidak dapat mengendalikan perasaannya. Aku tahu kau telah memberi jawaban atas keinginannya, tetapi aku tidak dapat menipu diriku sendiri. Aku ingin memilikinya…” Dada Swandaru bergetar hebat mendengar kata2 Agung Sedayu, ingin dia segera melompat & menantang kakak seperguruannya itu,… tetapi niatnya segera diurungkan karena dia melihat Agung Sedayu mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Lalu didengarnya suara Agung Sedayu setengah berbisik kepada Pandanwangi seraya mengangsurkan sesuatu “Pandanwangi,… dua hari ini Gupala selalu mencari-cari kitab ini. Aku titipkan kitab ini kepadamu, pastinya Gupala tidak akan berani menggeledahmu…”. Pandanwangi menerimanya, dan memeriksanya, tertulis disitu : kitab bundel ADBM jilid 46 sd 60 lengkap…………………
Namun ternyata dengan adanya bisik bisik Agung Sedayu itu pun tidak berapa lama kemudian seluruh padukuhan ADBM menjadi geger.
Banyak yang bertanya-tanya di dalam hatinya apakah kitab bundel 46 s/d 60 lengkap itu sudah sedemikian nyata untuk dapat segera diunggah dan dinikmati oleh seluruh padukuhan, ataukah masih dalam bentuk bundelan yang menunggu disorot oleh alat yang disebut scanner dan diunggah ke banjar padukuhan ini……
“Benar Ngger, kami memang diutus Ki Demang Sangkal Putung untuk menjemput kalian”, jawab Ki Sumangkar.
“Semenjak pasukan Pajang ditarik dari Sangkal Putung, berikut pusaka keramat yang selama ini menaungi kehidupan di padukuhan Sangkal Putung ikut ditarik ke Pajang, kami harus meminjam pusaka milik gurumu,Kyai Gringsing yang memiliki pusaka serupa”.
“Apakah itu Ki..?” setengah berbisik Agung Sedayu bertanya kepada Ki Sumangkar.
“Scanner Ngger”.
“Tanpa pusaka itu, bendel yang kau titipkan kepada Pandanwangi tidak akan bisa dinikmati oleh seluruh padukuhan ini….”
hahahahahaha
ternyata penghuni padepokan ini selera humornya tinggi
hahahahahha
tak pikir agung sedayu nitipkan kitab ilmu pedang dari Bu Tong Pay ke Pandang Wangi
eeeeh jebul nya ……
Agung Sedayu memandang hamparan sawah yang terbengkalai didepannya. Pikirannya menerawang jauh. Sambil mendesah ia membayangkan proyek scanner yang harus dilakukannya hingga buku jilid 396,…
D2: Aku ingat kamu berjanji jilid2 90-an. Hayo siap2.
Scanernya, dibawa sutowijoyo ke alas mentaok untuk keperluan pendataan penduduk seluruh mentaok. Nanti akan dititipkan ke kyai gringsing untuk dibawa kembali ke tlatah wordpress. Mungkin sekitar 2 minggu…
Ini sedikit trick editing bagi yang para editor yang belum tahu.
Pada semua hasil scan ADBM, tanda seru (“) biasanya tercetak sebagai garis datar, dan untuk mengubahnya secara otomatis di MSWord biasanya agak susah. Cara mengganti secara otomatis dengan tehnik “Highlight – Ctrl EE” biasanya ndak jalan, karena garis datar tsb bukan basic letter yang ada di keyboard, melainkan simbol, yang untuk menggantinya dengan yang lain harus diakali.
Cara yang mudah adalah:
1. highlight simbol (grs datar) tersebut, terus klik kanan (tright click) dan tekan “copy”. Berarti simbol tsb. sdh tercopy.
2. lalu spt biasa tekan Ctrl EE untuk mengganti huruf/kata. (muncul dua box, satu utk kata yg akan diganti, yang satu utk kata pengganti)
3. arahkan cursor pada box kata yang mau diganti. Lalu klik kanan dan pilih “paste”. Simbol tsb sdh siap utk diganti.
4. pada box kata pengganti, ketikkan kata/huruf pengantinya (dalam contoh di atas kata seru “)
5. pilih option “replace all”, maka semua garis datar akan berganti dengan tanda seru. Selamat mencoba.
NB> tehnik ini berlaku untuk semua simbol yang aneh-aneh hasil scan. Semoga hasil proofreading menjadi lebih cepat.
Beres Boss DD,. silahkan lihat cover jilid-jilid tersebut di multiply saya,.. Dan ejaan nya pun sudah lebih bagus sehingga ngga terlalu ribet konvert nya.
Ki Slamet .. silakan di ambil menu seperti biasa. Mungkin browser sampeyan memang langsung membuka file DJVU nya sebagai PDF. Ini mengakibatkan alih-alih mengunduh tapi browser internet sampeyan malah berusaha membukanya. Akibatnya gagal maning gagal maning.
Sarannya ganti browsernya ato non aktifkan otomatis membuka pdf file nya.
apa yang dialami ki slamet, sama dengan saya. muncul tulisan site preview not available pada snap-nya. biasanya tidak masalah kok. tapi ok, aku tunggu saja perkembangan konvert-nya. sabar… sabar…
mohon petunjuk ki DD, mesu diri dibilik 50 dan 51 belum dapat restu dari ki gede menoreh. padahal dibilik 53 aku sudah dapat menikmati tenaga cadangan. bagaimana langkah yang aku harus lakukan untuk menuntaskan jurus ilmu orang bercambuk?
Saya sudah coba ganti browser dari Mozilla ke IE, hasilnya masih sama tuh. Bagaimana caranya me non aktifkan otomatis buka PDF file nya ki Sukra? (sy GATEK nih hehe…)
Yang saya heran dari ADBM-1 s/d 49 saya kok bisa buka? apa karena sudah di konvert ya?
Yah, mungkin saya harus sabar menunggu konvertnya ki DD
Ki Ageng Slamet..
Untuk menikmati hasil unduhan buah DJVU dari kebun DJVU Ki Gede, Panjenegan mesti punya pisau untuk mengupasnya, hasil unduhan tersebut tidak bisa ditelan mentah2.. Apapun alasannya tidak bakalan bisa dinikmati hasil unduhan tersebut. Untuk mendapatkan pisaunya, monggo Panjenengan lihat di halaman lain2. Disitu banyak disajikan beraneka ragam pisau yang bisa untuk mengupas buah DJVU dari kebun Ki Gede.
Setunggal maleh (satu lagi) Ki Ageng Slamet, hasil dari kebun Ki Gede itu memang berupa DJVU, tapi untuk menghindari serangan kelelawar2 dan binatang2 malam pemakan buah dari kebun DJVU nya Ki Gede, maka Ki Dede membungkusnya (dislongsong) pakai kain PDF. Naahh… untuk membuka bungkusan tersebut itu, dilakukan bersamaan sewaktu Ki Ageng Slamet mengunduh buah DJVU tersebut. Salah satu caranya, Panjenengan harus menambahkan embel2 (extention-nya) dibelangan nama buah (file) yang panjenengan sogrok (unduh ..hehe)
Contohnya, misalnya Panjenengan akan mengunduh ADMB-jilid-050. Yang mesti Penjengan lakukan adalah dengan meng”KLIK” kanan (biasa yg normal pada posisi kanan) pada mouse(kalau pake mouse), selanjutnya akan ada tulisan “save as target” .. Lhaaaa… sebelum Panjenegan “save” , Panjengan harus menambahkan “.djvu” (titik djvu) dibelakang tulisan (nama file) ADBM-julid-050, tanpa memakai spasi. Hasilnya tulisan tersebut seperti ini “ADBM-jilid-050.djvu”
Mudah2an, dengan sedikit penjelasn ini, Panjenengan bisa menikmati buah DJVU dari kebun Ki Gede, betul betul masih Fresh… seger… tidak perlu di imbu pakai karbit… hehe
Kiai Pedo, terima kasih atas usulannya…….dan saya sudah mencobanya.
Saya juga sudah punya buah DJVU kitab 50 kiriman Ki GD dan Ki DD tetap saja belum bisa di unduh
Kalau ada yg bantu convert ke file doc baru saya bisa buka…hehe, rupanya memang harus terus bersabar, sementara kisanak sekalian sudah sampai ke kitab 55
uaaaaahhh……(ngulet)
nunggu di kompert mas
hehehehehe
fasilitase komputerku sangat terbatas and dibatasi
so aku gak isok ngeinstall dejapu iku (melas pol aku rek) alhasil gak isok mbukak kitab kuning seri seket
uaaaaah (ngulet maneh)
sik yo mas Sukro, ki Pedo….. aku tak nutuk’ake turu
ssszzzzzzh… groooooook
uaaaahhh (ngulet)
Benar yai Pedo…. aku nunggu kompret’an
soalnya fasilitas kompterku terbatas & dibatasi hehehe
(melas temen aku reeeeeek)
uaaaaaaaaaaaahhh(ngulet maneh)
sik yo kang Sukro…, yai Pedo… aku tak nganjutno tidur ku….. ssssszzzzzzhhhhhh krooooook… kroook
wih, cepet ya covernya. matur nuwun mas
urutannya, cover, cover baru djv…by the way thanks, semuannya
Sepasang mata Swandaru terus mengawasi Agung Sedayu & Pandanwangi dari balik gerumbul di belakang rumah.
“Kakang Gupita,… apa yg kau sembunyikan.” Agung Sedayu masih tertunduk & ragu2 utk mengatakannya.Lalu katanya pelan “Pandawangi,…sebenarnya aku menyembunyikan sesuatu darimu. Aku tahu kaupun juga telah menduganya, tetapi hal ini tidak boleh diketahui oleh orang lain, apalagi oleh Gupala. Aku kawatir dia tidak dapat mengendalikan perasaannya. Aku tahu kau telah memberi jawaban atas keinginannya, tetapi aku tidak dapat menipu diriku sendiri. Aku ingin memilikinya…” Dada Swandaru bergetar hebat mendengar kata2 Agung Sedayu, ingin dia segera melompat & menantang kakak seperguruannya itu,… tetapi niatnya segera diurungkan karena dia melihat Agung Sedayu mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Lalu didengarnya suara Agung Sedayu setengah berbisik kepada Pandanwangi seraya mengangsurkan sesuatu “Pandanwangi,… dua hari ini Gupala selalu mencari-cari kitab ini. Aku titipkan kitab ini kepadamu, pastinya Gupala tidak akan berani menggeledahmu…”. Pandanwangi menerimanya, dan memeriksanya, tertulis disitu : kitab bundel ADBM jilid 46 sd 60 lengkap…………………
wah apakah benar yang dikatakan kisanak ini?
Sudah ada yg megang bundel lengkap?
wuiiihh… pengeeen (ngeces)
Aku yo pengennn……..
Namun ternyata dengan adanya bisik bisik Agung Sedayu itu pun tidak berapa lama kemudian seluruh padukuhan ADBM menjadi geger.
Banyak yang bertanya-tanya di dalam hatinya apakah kitab bundel 46 s/d 60 lengkap itu sudah sedemikian nyata untuk dapat segera diunggah dan dinikmati oleh seluruh padukuhan, ataukah masih dalam bentuk bundelan yang menunggu disorot oleh alat yang disebut scanner dan diunggah ke banjar padukuhan ini……
“Benar Ngger, kami memang diutus Ki Demang Sangkal Putung untuk menjemput kalian”, jawab Ki Sumangkar.
“Semenjak pasukan Pajang ditarik dari Sangkal Putung, berikut pusaka keramat yang selama ini menaungi kehidupan di padukuhan Sangkal Putung ikut ditarik ke Pajang, kami harus meminjam pusaka milik gurumu,Kyai Gringsing yang memiliki pusaka serupa”.
“Apakah itu Ki..?” setengah berbisik Agung Sedayu bertanya kepada Ki Sumangkar.
“Scanner Ngger”.
“Tanpa pusaka itu, bendel yang kau titipkan kepada Pandanwangi tidak akan bisa dinikmati oleh seluruh padukuhan ini….”
hahahahahaha
ternyata penghuni padepokan ini selera humornya tinggi
hahahahahha
tak pikir agung sedayu nitipkan kitab ilmu pedang dari Bu Tong Pay ke Pandang Wangi
eeeeh jebul nya ……
Agung Sedayu memandang hamparan sawah yang terbengkalai didepannya. Pikirannya menerawang jauh. Sambil mendesah ia membayangkan proyek scanner yang harus dilakukannya hingga buku jilid 396,…
D2: Aku ingat kamu berjanji jilid2 90-an. Hayo siap2.
Saat ini ada 27 Cantrik yg dengan harap2 cemas nongkrong di alun2 tanah perdikan.
Menunggu turunnya pusaka jilid 50
xixixi 😀
DD: Udah koq
Scanernya, dibawa sutowijoyo ke alas mentaok untuk keperluan pendataan penduduk seluruh mentaok. Nanti akan dititipkan ke kyai gringsing untuk dibawa kembali ke tlatah wordpress. Mungkin sekitar 2 minggu…
Ini sedikit trick editing bagi yang para editor yang belum tahu.
Pada semua hasil scan ADBM, tanda seru (“) biasanya tercetak sebagai garis datar, dan untuk mengubahnya secara otomatis di MSWord biasanya agak susah. Cara mengganti secara otomatis dengan tehnik “Highlight – Ctrl EE” biasanya ndak jalan, karena garis datar tsb bukan basic letter yang ada di keyboard, melainkan simbol, yang untuk menggantinya dengan yang lain harus diakali.
Cara yang mudah adalah:
1. highlight simbol (grs datar) tersebut, terus klik kanan (tright click) dan tekan “copy”. Berarti simbol tsb. sdh tercopy.
2. lalu spt biasa tekan Ctrl EE untuk mengganti huruf/kata. (muncul dua box, satu utk kata yg akan diganti, yang satu utk kata pengganti)
3. arahkan cursor pada box kata yang mau diganti. Lalu klik kanan dan pilih “paste”. Simbol tsb sdh siap utk diganti.
4. pada box kata pengganti, ketikkan kata/huruf pengantinya (dalam contoh di atas kata seru “)
5. pilih option “replace all”, maka semua garis datar akan berganti dengan tanda seru. Selamat mencoba.
NB> tehnik ini berlaku untuk semua simbol yang aneh-aneh hasil scan. Semoga hasil proofreading menjadi lebih cepat.
Wassalam, GI
Beres Boss DD,. silahkan lihat cover jilid-jilid tersebut di multiply saya,.. Dan ejaan nya pun sudah lebih bagus sehingga ngga terlalu ribet konvert nya.
Ampun Ki Gede,
Kapan kira2 hamba dapat memperoleh sipat kandel ADBM50?
Para Ki sanak semua,
Mohon informasi, apakah saya yang tidak bisa men download ADBM-50 ini atau memang belum ada kiriman dari Kiai Gringsing?
GD: Para cantrik lain gak ada masalah tuh?
u mas siamet, menurut ki DD menoreh besuk pahing. karena belum di konpert, tauuuuk? salam………
Ki Slamet .. silakan di ambil menu seperti biasa. Mungkin browser sampeyan memang langsung membuka file DJVU nya sebagai PDF. Ini mengakibatkan alih-alih mengunduh tapi browser internet sampeyan malah berusaha membukanya. Akibatnya gagal maning gagal maning.
Sarannya ganti browsernya ato non aktifkan otomatis membuka pdf file nya.
apa yang dialami ki slamet, sama dengan saya. muncul tulisan site preview not available pada snap-nya. biasanya tidak masalah kok. tapi ok, aku tunggu saja perkembangan konvert-nya. sabar… sabar…
barusan aku coba lagi bisa kok Ki Hartono ..
maaf, sampai sekarang saya belum bisa baca buku 50. mohon petunjuk kiai gringsing….
mohon petunjuk ki DD, mesu diri dibilik 50 dan 51 belum dapat restu dari ki gede menoreh. padahal dibilik 53 aku sudah dapat menikmati tenaga cadangan. bagaimana langkah yang aku harus lakukan untuk menuntaskan jurus ilmu orang bercambuk?
Terima kasih ki sanak sekalian, terutama ki Sukra
Saya sudah coba ganti browser dari Mozilla ke IE, hasilnya masih sama tuh. Bagaimana caranya me non aktifkan otomatis buka PDF file nya ki Sukra? (sy GATEK nih hehe…)
Yang saya heran dari ADBM-1 s/d 49 saya kok bisa buka? apa karena sudah di konvert ya?
Yah, mungkin saya harus sabar menunggu konvertnya ki DD
Matur nuwun……….
Sabar Mas Slamet, panjenengan punya problem yg sama dg aku , pramila punika di tunggu saja kompertnya
@ Ki Slamet
Coba pake google Chrome. untuk unduh gunakan klik kanan, “simpan tautan sebagai ..”
moga bisa membantu memahaminya.
Ki Ageng Slamet..
Untuk menikmati hasil unduhan buah DJVU dari kebun DJVU Ki Gede, Panjenegan mesti punya pisau untuk mengupasnya, hasil unduhan tersebut tidak bisa ditelan mentah2.. Apapun alasannya tidak bakalan bisa dinikmati hasil unduhan tersebut. Untuk mendapatkan pisaunya, monggo Panjenengan lihat di halaman lain2. Disitu banyak disajikan beraneka ragam pisau yang bisa untuk mengupas buah DJVU dari kebun Ki Gede.
Setunggal maleh (satu lagi) Ki Ageng Slamet, hasil dari kebun Ki Gede itu memang berupa DJVU, tapi untuk menghindari serangan kelelawar2 dan binatang2 malam pemakan buah dari kebun DJVU nya Ki Gede, maka Ki Dede membungkusnya (dislongsong) pakai kain PDF. Naahh… untuk membuka bungkusan tersebut itu, dilakukan bersamaan sewaktu Ki Ageng Slamet mengunduh buah DJVU tersebut. Salah satu caranya, Panjenengan harus menambahkan embel2 (extention-nya) dibelangan nama buah (file) yang panjenengan sogrok (unduh ..hehe)
Contohnya, misalnya Panjenengan akan mengunduh ADMB-jilid-050. Yang mesti Penjengan lakukan adalah dengan meng”KLIK” kanan (biasa yg normal pada posisi kanan) pada mouse(kalau pake mouse), selanjutnya akan ada tulisan “save as target” .. Lhaaaa… sebelum Panjenegan “save” , Panjengan harus menambahkan “.djvu” (titik djvu) dibelakang tulisan (nama file) ADBM-julid-050, tanpa memakai spasi. Hasilnya tulisan tersebut seperti ini “ADBM-jilid-050.djvu”
Mudah2an, dengan sedikit penjelasn ini, Panjenengan bisa menikmati buah DJVU dari kebun Ki Gede, betul betul masih Fresh… seger… tidak perlu di imbu pakai karbit… hehe
grooooook
zzzsssssshhhhhh
zzzzssshhhhhhhh
(sing ngenteni sampek keturon)
zzzzsssssshhhhhhh ….. groooook
Kiai Pedo, terima kasih atas usulannya…….dan saya sudah mencobanya.
Saya juga sudah punya buah DJVU kitab 50 kiriman Ki GD dan Ki DD tetap saja belum bisa di unduh
Kalau ada yg bantu convert ke file doc baru saya bisa buka…hehe, rupanya memang harus terus bersabar, sementara kisanak sekalian sudah sampai ke kitab 55
Kiai Pedo nyebut saya tolong jangan keliru kiai Slamet ya (gudel)….hehehe
Matur nuwun
walah reeeeek rek tibane isih durung njebul
turu maneh ae……
grrrrrroooooook
ssszzzzzzzzhhhh
@ agus mojo
apanya yang belum ya mas ?
Ki Sukro,
Cantrik ini mungkin lagi nunggu yg dikonpert ato sudah diketik ulang..
uaaaaahhh……(ngulet)
nunggu di kompert mas
hehehehehe
fasilitase komputerku sangat terbatas and dibatasi
so aku gak isok ngeinstall dejapu iku (melas pol aku rek) alhasil gak isok mbukak kitab kuning seri seket
uaaaaah (ngulet maneh)
sik yo mas Sukro, ki Pedo….. aku tak nutuk’ake turu
ssszzzzzzh… groooooook
uaaaahhh (ngulet)
Benar yai Pedo…. aku nunggu kompret’an
soalnya fasilitas kompterku terbatas & dibatasi hehehe
(melas temen aku reeeeeek)
uaaaaaaaaaaaahhh(ngulet maneh)
sik yo kang Sukro…, yai Pedo… aku tak nganjutno tidur ku….. ssssszzzzzzhhhhhh krooooook… kroook
kang agus .. tangi.. kuwi lho isih anget kompret’ane.
BAGUS , VERY THANX
TJAP DJEMPOL lagi aah….pratanda yen cantrik berharap
Nyi SENO hadir ning gandhok 50
Matur nuwun Ki GD, beBAHU padepokan ADBM sedaya-nya
pak SATPAM……nyuwun penCERAHan, kenapa komentar
cantrik ning gandOK 49=50.
pada mendelep tak berBEKAS, hilang bak tertelan lubang
tanpa…….!!???
ah, perdebatan Argajaya, Prastawa, Nyi Argajaya dan kawan Prastawa benar2 hebat, bernas dan bermutu.
mutu=ulek-ulek
bermutu = berulek-ulek
seratus buat ki ndul
seratus limapuluh buat ki mbleh
tigaratus sepuluh buat ki kartu dan ki mangku
Lha sak welase pun trimo mawon
ngulang dr sni ah… Kngen..